NEWTOWNRRT – Alexander yang Agung, raja Makedonia yang legendaris, adalah salah satu pemimpin militer paling sukses dalam sejarah. Lahir pada tahun 356 SM, Alexander mewarisi tahta dari ayahnya, Raja Philip II, dan memperluas kerajaannya hingga mencapai batas-batas dunia yang diketahui saat itu. Kampanye militer terbesarnya adalah penaklukan Persia, sebuah peristiwa monumental yang tidak hanya mereformasi peta politik zaman kuno tetapi juga menandai awal dari era Helenistik. Artikel ini akan menguraikan bagaimana Alexander mengalahkan Kekaisaran Persia yang luas dan berpengaruh.

  1. Latar Belakang Konflik
    • Kekuatan Persia
      • Sebelum penaklukan oleh Alexander, Kekaisaran Persia, di bawah pemerintahan Darius III, adalah kekuatan dominan di Asia Barat dengan wilayah yang luas dari Aegea hingga India.
    • Persiapan Makedonia
      • Philip II, ayah Alexander, telah mempersiapkan Makedonia untuk konflik besar dengan Persia melalui reformasi militer dan politik.
      • Alexander mengambil alih tentara yang sangat terlatih dan termotivasi, yang menggunakan formasi phalanx yang terkenal bersama dengan kavaleri berat.
  2. Awal Kampanye
    • Penyeberangan Hellespont
      • Pada tahun 334 SM, Alexander memulai kampanyenya dengan menyeberangi Hellespont (Dardanelles modern) ke Asia Kecil.
      • Pertempuran pertamanya melawan Persia adalah Pertempuran Granicus, di mana dia mengalahkan satrap-satrap Persia dan mengamankan Asia Kecil.
  3. Pertempuran Utama dan Strategi Alexander
    • Pertempuran Issus
      • Pada tahun 333 SM, di Issus, Alexander menghadapi Darius III secara langsung. Meskipun jumlahnya lebih sedikit, taktik Alexander dan kemampuan memanfaatkan medan pertempuran menyebabkan kemenangan yang menentukan.
    • Penaklukan Mesir
      • Dengan jalur ke Mesir yang terbuka pasca Issus, Alexander dengan cepat mengamankan wilayah tersebut dan mendirikan kota Alexandria, yang kemudian menjadi pusat intelektual dan budaya.
    • Pertempuran Gaugamela
      • Pada tahun 331 SM, Alexander menghadapi Darius sekali lagi di Gaugamela. Dalam pertempuran ini, Alexander menggunakan taktik yang brilian dan gerakan kavaleri yang menentukan, menghancurkan pusat komando Persia dan memaksa Darius melarikan diri.
  4. Jatuhnya Persia dan Akibatnya
    • Kemunduran Darius dan Penaklukan Babilonia
      • Setelah Gaugamela, Alexander mengambil alih Babilonia, Susa, dan Persepolis, pusat-pusat administratif dan budaya Persia.
      • Darius dibunuh oleh salah satu satrapnya, dan Alexander mendeklarasikan dirinya sebagai penguasa Persia.
    • Integrasi dan Helenisasi
      • Alexander mengadopsi beberapa unsur budaya Persia dan mempromosikan pernikahan antara Makedonia dan Persia untuk menyatukan kedua kerajaannya.
      • Helenisasi, penyebaran budaya Yunani, dipercepat oleh penaklukan Alexander, menciptakan sinergi budaya yang akan bertahan selama berabad-abad.
  5. Warisan Alexander
    • Penjelajahan ke India dan Kematian
      • Alexander melanjutkan kampanyenya ke timur, mencapai India dan menaklukkan banyak kerajaan sebelum tentaranya memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi.
      • Alexander meninggal pada usia 32 tahun di Babilonia pada tahun 323 SM, kematiannya menyebabkan pembagian kerajaannya antara jenderal-jenderalnya.
    • Dampak Jangka Panjang
      • Penaklukan Alexander memiliki efek yang bertahan lama pada sejarah dunia, dengan menyatukan Timur dan Barat dan meletakkan dasar bagi periode Helenistik.

Kesimpulan:
Alexander yang Agung tidak hanya dikenang karena keahlian militernya tetapi juga karena visinya yang luas dalam menggabungkan berbagai budaya. Penaklukan Persia adalah puncak dari aspirasinya untuk menciptakan imperium dunia yang bersatu. Meskipun hidupnya yang singkat dan kerajaan yang cepat terpecah, warisan Alexander tetap hidup melalui penyebaran budaya Yunani dan pengaruhnya terhadap peradaban berikutnya. Penaklukan Persia oleh Alexander adalah bukti bagaimana kepemimpinan, ambisi, dan keberanian dapat mengubah jalannya sejarah.