newtownrrt.org – Fenomena alam yang umum menjadi topik pembicaraan adalah saat dimana Matahari terbit pertama kali di permukaan Bumi. Sebagai akibat dari rotasi planet kita, fenomena ini terjadi secara berkelanjutan di berbagai belahan dunia. Cameron Hummels, Sarjana Pascadoktoral dalam Astrofisika Teoretis di Caltech, menekankan bahwa dari sudut pandang fisika, tidak ada satu titik Matahari terbit yang “pertama” karena ini merupakan proses yang terjadi secara terus-menerus dan bergerak ke arah barat.
Sistem Waktu Global dan Garis Penanggalan Internasional
Untuk keperluan praktis dan penjadwalan, sistem waktu global telah dibuat oleh manusia, yang termasuk penerapan zona waktu dan penentuan garis penanggalan internasional. Garis ini secara simbolis menentukan dimana satu hari berakhir dan hari berikutnya dimulai.
Pulau Caroline: Titik Matahari Terbit ‘Pertama’ yang Diakui
Berdasarkan konvensi ini, Pulau Caroline, atau Pulau Milenium, di Kiribati, adalah lokasi yang diketahui sebagai tempat pertama Matahari terbit di Bumi. Kiribati adalah negara yang terdiri dari 33 pulau, dengan sejumlah kecil dari pulau tersebut yang berpenghuni. Ekonomi negara ini bergantung pada pertanian dan perikanan, dengan mayoritas penduduknya tinggal di Pulau Gilbert.
Variabilitas Lokasi Matahari Terbit Pertama
Namun, ada variabilitas dalam hal lokasi Matahari terbit pertama tergantung pada hari-harinya. Young Island, yang juga tak berpenghuni, terkadang menyaksikan Matahari terbit lebih dulu selama periode tertentu di sekitar solstis, termasuk tanggal 1 Januari. Berdasarkan data dari US Naval Observatory, fenomena ini terjadi di Young Island sekitar 10% hingga 15% dari waktu.
Pulau Diomede: Perbedaan Waktu yang Unik
Lebih jauh lagi, terdapat kasus unik yang melibatkan Pulau Diomede Besar dan Pulau Diomede Kecil, dimana yang pertama merupakan bagian dari Federasi Rusia dan yang kedua milik Amerika Serikat. Dalam periode menjelang 21 Juni, Pulau Diomede Besar di Rusia kadang-kadang merasakan Matahari terbit pertama di dunia, mengungkapkan kerumitan lain dalam pemahaman fenomena ini.
Fenomena Matahari terbit dan terbenam di Bumi mengingatkan kita pada kompleksitas dan keindahan alam semesta yang kita huni. Meskipun secara teknis tiap bagian Bumi secara bergantian merasakan Matahari terbit, penentuan titik ‘pertama’ ini lebih disebabkan oleh kesepakatan manusia dan konvensi waktu daripada fenomena fisik murni.