NEWTOWNRRT – Matcha, dengan warna hijaunya yang khas dan rasa yang unik, telah menyeberang jauh dari upacara teh tradisional di Jepang menjadi tren minuman dan bahan makanan di seluruh dunia. Artikel ini akan membawa Anda menyelami dunia matcha, mulai dari akarnya yang mendalam dalam tradisi Jepang hingga keberadaannya sebagai ikon kuliner global.

Asal Usul Matcha

Matcha pertama kali dibawa ke Jepang oleh biksu Zen dari Cina selama periode Kamakura (1185–1333). Di Jepang, matcha tidak hanya menjadi minuman, tetapi juga menjadi bagian integral dari upacara teh yang berkembang sebagai praktik meditatif dan filosofis.

Proses Pembuatan Matcha

Matcha dibuat dari daun teh hijau yang ditanam di bawah naungan untuk memperlambat pertumbuhannya dan meningkatkan kadar klorofil, yang memberikan warna hijau pekat pada daun. Daun-daun tersebut kemudian dikukus, dikeringkan, dan dihaluskan menjadi bubuk yang sangat halus dengan batu giling.

Kualitas Matcha

Kualitas matcha bervariasi, mulai dari kelas upacara teh yang tinggi hingga kelas dapur atau kulinari. Kelas upacara teh memiliki warna yang lebih cerah, rasa yang lebih halus, dan tekstur yang lebih lembut, sedangkan kelas kulinari biasanya digunakan dalam resep makanan dan minuman karena harganya yang lebih terjangkau.

Penggunaan Tradisional Matcha

Dalam upacara teh Jepang, atau chanoyu, matcha disiapkan dengan cara yang sangat teratur dan penuh perhatian. Bubuk matcha disaring dan dikocok dengan air panas menggunakan chasen (pengocok bambu) hingga berbusa. Ini menciptakan minuman yang kaya akan rasa dengan keseimbangan sempurna antara pahit dan manis.

Matcha sebagai Tren Global

Di luar Jepang, matcha telah menjadi tren yang booming, digunakan dalam berbagai produk dari minuman seperti latte matcha hingga makanan seperti kue, es krim, dan cokelat. Matcha dihargai tidak hanya karena rasanya, tetapi juga karena manfaat kesehatannya, termasuk antioksidan yang tinggi, meningkatkan metabolisme, dan sifat detoksifikasi.

Kiat Menikmati Matcha

  • Ketika memilih matcha, cari warna hijau yang cerah sebagai indikator kualitas.
  • Untuk mengonsumsi matcha secara tradisional, investasikan dalam peralatan seperti chasen, chawan (mangkuk teh), dan chashaku (sendok teh).
  • Untuk tren kuliner, matcha bisa dicampurkan ke dalam smoothies, adonan pancake, atau sebagai taburan atas oatmeal atau yogurt.
  • Perhatikan takaran matcha saat membuat minuman atau makanan, karena rasanya yang kuat bisa mendominasi jika terlalu banyak.

Kesimpulan

Matcha tidak hanya merupakan bagian dari warisan budaya Jepang, tetapi juga telah menjadi fenomena global yang dicintai karena rasa, warna, dan manfaat kesehatannya. Dari upacara teh yang tenang hingga kafe-kafe urban yang trendi, matcha telah beradaptasi dengan budaya dan selera modern tanpa kehilangan esensi dan tradisi yang membuatnya menjadi begitu spesial. Bagi para penikmat teh dan pencinta kuliner, matcha menawarkan dunia rasa yang kaya dan pengalaman yang beraneka ragam untuk dijelajahi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *